Rabu, 03 Juli 2013

Wisata Rohani Masjid Agung "Kauman" Semarang

Masjid Agung Kauman Semarang adalah sebuah masjid yang berada di Semarang. Dahulu masjid ini bernama Masjid Agung Semarang sesuai dengan nama yang tertulis di gerbang masjid dan tertulis di fasad depan masjid. Tulisan dengan aksara arab cukup besar, namun masyarakat lebih mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Besar Kauman Semarang. Masjid yang dibangun oleh Kiai Ageng Pandanaran pada awal abad ke 16 ini boleh jadi sekarang kalah pamornya dari Masjid Agung Jawa Tengah yang juga berlokasi di Semarang. Tetapi masjid yang berlokasi di dekat Pasar Johar ini memiliki kharisma dan kelegendaan tersendiri. Ini bisa dilihat dari tidak pernah sepinya masjid saat memasuki jam-jam shalat. Beragam etnis membaur menjadi satu di masjid ini untuk melaksanakan ibadah.


Bangunan Masjid Agung Kauman Semarang yang ada sekarang adalah bangunan yang keempat, yang merupakan lanjutan dari masjid keadipatian sebelumnya. Pertama kali masjid dibangun di kawasan Mugas, tetapi karena penduduknya tidak berkembang masjid dipindahkan ke Bubakan yang penduduknya lebih ramai sehubungan kawasan ini telah berkembang menjadi kota pelabuhan. Secara keseluruhan masjid ini mencirikan bangunan tradisional Jawa. Dengan atap limas besusun tiga yang mempunyai arti filosofi Iman, Islam, dan Ikhsan. Bentuknya seperti bangunan Majapahit, disokong 36 pilar. Tajug paling bawah menaungi tempat ibadah, tajug kedua lebih kecil, dan tajug tertinggi berbentuk limas. Limas tersebut berhias mustika, sementara pintunya dari rangkaian daun waru. Semua tajug ini ditopang kayu jati. Sebuah menara yang cukup tinggi juga sudah menjadi pelengkap bagi Masjid Agung Kauman Semarang ini.


Selain dikenal karena keindahan arsitekturnya, masjid ini juga dikenal dengan tradisi ramadhan.Ya, sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci ramadhan.  Sepanjang sejarah, Masjid Kauman selalu ramai dikunjungi oleh umat muslim dari berbagai penjuru, terutama para musafir yang berdagang di Pasar Johar, Semarang. Selama bulan ramadhan usai sholat dzuhur, ratusan umat muslim memadati serambi masjid, guna mengikuti fadillah atau pengajian Al qur'an yang dipimpin oleh Kyai Haji Ahmad Naqib, seorang ulama Semarang. Kemudian ada lagi kebiasaan lain yaitu buka bersama di serambi masjid yang hampir pasti selalu ramai oleh umat muslim yang akan berbuka puasa.